Senin, 28 Mei 2012

5 Tipe Pencontek Saat Ujian

Yak, masih dalam semangat ujian middle test yang sungguh ceria! Kali ini kita akan membahas tentang Tipe Pencontek Saat Ujian. Yap, tukang nyontek pun ada macem-macem lho! Kita ngomongin tipe-tipe kayak:

1. Pencontek Newbie

newbie
Pencontek newbie adalah orang yang baru belajar nyontek. Tipe pencontek ini biasanya baru menyadari bahwa tidak ada gunanya dia belajar dan akhirnya dia memutuskan untuk berpindah ke sisi gelap, yaitu dunia percontekan. Pencontek Newbie biasanya akan mempersiapkan banyak sekali contekan, tapi ketika datang saatnya untuk benar-benar mencontek, dia akan gugup sehingga gerak-geriknya menjadi sangat mencurigakan dan gampang ketahuan.
flow chart pencontek newbie

2. Pencontek Kepepet

kepepet
Pencontek kepepet adalah orang-orang yang biasanya gak nyontek, tapi karena super kepepet akhirnya memutuskan untuk nyontek. Kepepetnya ini bisa macem-macem, bisa karena kalo nilainya dia kali ini jelek dia gak lulus/gak naik atau bisa juga karena dia gantung aja kalo nilainya gak 10. Pencontek kepepet biasanya gak mempersiapkan apa-apa, karena nyonteknya dadakan dan sebenernya gak ada niatan buat nyontek. Biasanya, trik yang mereka gunakan adalah nyontek temen sebelahnya atau bisa juga berusaha ngambil buku di tas.
nyontek kepepet

3. Pencontek Ngomong Doang

mulut besar
Pencontek ngomong doang adalah orang yang paling ribut soal mau nyontek pas sebelum ujian dimulai, tapi pas tiba saatnya ujian, dia sama sekali gak nyontek. Bahkan dicontekin pun biasanya juga gak mau. Biasanya alasan dia untuk mengumbar soal niatannya mencontek ini adalah agar dia terlihat asik di hadapan teman-temannya (Nyontek itu asik kan ya? Cool gitu kan?). Jadi pada dasarnya tipe ini gak bisa dibilang tukang nyontek sih. Tapi dia kan bawa-bawa nama nyontek!
Flow Chart Pencontek Ngomong Doang

4. Pencontek Nekat

nyontek temen
Pencontek nekat biasanya terdiri dari anak-anak yang udah nothing to lose. Biasanya pilihannya adalah gak nyontek dan udah pasti gak lulus atau berusaha nyontek dan dapet kemungkinan lulus, biarpun kemungkinan ketauan gede banget dan bisa jadi dia gak lulus juga. Bingung? Ya pokoknya nekat banget lah. Biasanya pencontek macem ini nyontek dengan cara yang paling terang-terangan, kayak pake buku atau terang-terangan ngeliat jawaban sebelahnya.
flow chart pencontek nekat

5. Pencontek Professional

nyontek expert
Pencontek professional adalah orang yang udah pasti nyontek saat ujian dan dia melakukannya dengan sungguh elegan dan kelas yang tinggi. Pencontek professional biasanya adalah orang-orang yang sangat tenang, penuh akal, dan pandai membaca situasi. Persiapan yang dilakukan oleh para pencontek professional ini juga sangat matang. Tidak jarang mereka membuat atau membeli alat-alat khusus yang kepentingannya hanya untuk mencontek semata.




flow chart nyontek profesional


Demikianlah! Termasuk pencontek tipe yang manakah kamu? Share jawaban kalian di kolom comment di bawah ya.

Sumber : Malesbanget.com

Evolusi Mahasiswa


Manusia selalu berubah. Seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman yang didapatkan, serta perubahan lingkungan, manusia selalu membuat perubahan-perubahan dalam hidupnya agar lebih baik. Salah satu tahap dalam hidup manusia yang penuh dengan perubahan adalah saat mereka kuliah. Selain jadwal yang selalu berubah setiap semesternya, mahasiswa pun berevolusi, seiring dengan lamanya mereka berada di kampus.
Setelah melakukan penelitian intensif selama bertahun-tahun, MBDC pun menemukan pola evolusi yang paling umum diikuti oleh para mahasiswa di Indonesia. Inilah dia.

Tingkat 1 

Pas tingkat 1, biasanya mahasiswa masih adaptasi sama lingkungan dan orang-orang baru, biasanya pakaiannya lumayan rapih, biar pencitraannya bagus gitu, apalagi di hadapan lawan jenis. Dan karena ketemu temen-temen baru, masih suka jaim, belom ketauan belang-belangnya. Tingkat 1 adalah waktu untuk membangun pencitraan.
Kalo soal kuliah, biasanya masih semangat-semangatnya. Semua buku dibawa, dari buku wajib (yang asli impor, harganya 500 ribu), buku suplemen dari perpus, catetan, dan laptop. Kalo ada asistensi/tutor/lab jam 7 malem pun pasti dijabanin. Tugas? Pastinya dikerjain banget!

Tingkat 2 

Di tingkat 2 ini biasanya lagi betah-betahnya di kampus, tapi bukan buat kuliah. Setelah mengerti trik-trik ampuh titip absen dan cabut kuliah, anak-anak tingkat 2 ini mulai menyadari kalo kuliah cuma masuk kelas doang itu nggak asik. Mereka mulai aktif di organisasi, ikut kepanitiaan acara ini itu, gabung di perkumpulan mahasiswa, masuk klub olahraga kampus, ikut seminar dll.
Biasanya mereka dateng pagi ke kampus. Terus setor muka sama absen di kelas sebentar, abis itu mulai sibuk rapat, team building, seminar ini itu. Penampilan juga udah nggak serapih tingkat 1. Udah mulai akrab sama temen-temen baru, gebetan juga udah dapet, jadi mulai cuek. Biasanya ke kampus pake kaos yang ada logo universitasnya gitu.

Tingkat 3

Di tingkat 3, biasanya udah jarang keliatan di kampus. Bukan karena bolos, tapi jadwal kuliah biasanya udah nggak sepadet 2 tahun pertama. Kalo dulu bisa tiap hari masuk, sekarang bisa cuma 3-4 hari ada kelas. Akibatnya, pas tingkat 3 ini jadi lebih sering jalan-jalan ama seneng-seneng ketimbang kuliah. Karena itu, biasanya pakaiannya lebih cocok buat ke mall daripada ke kampus.
Karena jadwal yang lowong ini, masuk kelas biasanya cuma selewat aja. Anak tingkat 3 dateng pagi/siang pas ada kelas, abis selese kelasnya langsung cabut ke tempat lain. Kepanitiaan dan organisasi juga udah nggak se-intense tingkat 2. Karena udah senior, jabatan yang dipegang juga lebih tinggi. Jadi kerjaannya udah nggak ribet waktu masih jadi staf biasa.

Tingkat 4

Tingkat 4 identik dengan skripsi atau tugas akhir. Dan segala aspek kehidupan mahasiswa di tingkat 4 ini, semuanya dipusatkan ke skripsi tersebut. Walaupun kelas tinggal 1 atau bahkan enggak ada, mereka tiap hari nongol di kampus, entah ngetik di perpustakaan ditemani dengan 2 buku yang dibuka plus beberapa fotokopian jurnal atau ngejar-ngejar dosen pembimbing.
Gizi mahasiswa tingkat 4 ini biasanya juga buruk, karena stress mikirin skripsi. Muka-mukanya biasanya beler gara-gara kurang tidur ato bete gara-gara skripsinya abis diacak-acak sama dosen pembimbing. Mahasiswa tingkat 4 juga biasanya nggak punya kehidupan sosial yang aktif.

Tingkat 5 (dan seterusnya)

Kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Di dunia kuliah pun sama. Setelah 4 tahun berjuang keras supaya bisa lulus cepet, ternyata ada aja hal yang bisa menghalangi. Dari ada kelas yang nyangkut, atau dosen pembimbing sensi sama kita, jadinya nggak dilulus-lulusin. Dengan terpaksa, ada beberapa mahasiswa yang harus berevolusi ke mahasiswa semester 9 (dan seterusnya)
Jenis yang satu ini banyak ragamnya. Ada yang makin jarang ke kampus karena sibuk sama kerjaan lain (atau udah bodo amat sama kuliahan). Ada yang masih rajin ke kampus karena masih banyak kelas yang belom lulus. Ada juga yang nyangkut di perpustakaan, berusaha keras buat nyelesein tugas akhir yang susahnya setengah mati. Ada juga yang gak jelas ngapain, tapi tiap hari ke kampus, dianggap tetua, trus hobinya gangguin anak-anak tingkat 1. Walaupun jenis ini beraneka ragam, mereka punya sebuah kesamaan, yaitu sebuah alergi pada 2 kata : “Kapan lulus ?”

sumber : http://malesbanget.com/2012/01/evolusi-mahasiswa/

Kamis, 12 Januari 2012

PAK LEBAI MALANG (from West Sumatra)


Pak Lebai was an old man living in a village by the river. Everyday, he used his sampan for travelling at the river. Pak Lebai had a bad habit. He always changed his mind before he did something. He was an inconsistent man. One day, Pak Lebai was invited to a party by his neighbor. Pak lebai was happy. He loved party because he could eat delicious food. He also could get a buffalo's head from the party. Still on the same day, he got another invitation. Those two party invitations made him confused. The two parties were held at the same time, but at different places. The two neighbors who invited him lived in different sides of the river. One neighbor lived on the east side and the other one lived in the west side. "If I go to the west side, I will only get one buffalo’s head. If I go to the east side, I can have two heads of buffalo. But the host at the west side is friendlier,” he said to himself. He was confused.
On the following day, Pak Lebai paddled his sampan to the party at the west side of the river. But then he changed his mind and went to the east side. On the way there, he met with some friends. "The party is awful. There are not many buffalo's heads," said one of them. So, Pak Lebai turned back his sampan again and went to the west side. Unfortunately, the party was already over when he arrived there. Pak Lebai immediately paddled his sampan to the east side again. But he also missed the party.
Pak Lebai was upset and blaming himself for being so inconsistent. He was so hungry and tired because he was padding back and forth in the river. He then fell asleep in his sampan. He did not realize that his sampan was drifting away at the river. When he woke up, he was already in the different village. That’s why all his neighbors started to call him Pak Lebai Malang (poor mister Lebai).***

sumber : http://ceritarakyat.50webs.com/Cerita%20rakyat_Indonesian%20folklore_West%20Sumatra_Pak%20Lebai%20Malang.htm

Kamis, 05 Januari 2012

Kebo Iwa (Folklore From Bali)

ONCE upon a time in Bali, a man and his wife were praying. They have been married for a long time but did not have any children. They asked God to give them a child. They prayed and prayed.


God finally answered their pray. The wife, then, got pregnant and they had a baby boy. They were very happy.

The baby was extraordinary. He was very much different from other babies. He ate and drank a lot. Day after day he ate more and more. His body was getting bigger and bigger. And by the time he was a teenager, his body was as big as a buffalo. People then started to call him Kebo Iwa.

Because of his eating habit, Kebo Iwa’s parents spent a lot of money to buy his food in large amount. They finally went bankrupt. They gave up and asked the villagers to help them provide the food.

The villagers then worked together to cook and build a big house for Kebo Iwa. He was like a giant. He could not stay in his parents’ house anymore because of his big body. Sadly, after a few months, the villagers also could not afford to cook him the food. They then asked Kebo Iwa to cook his own food. The villagers just prepared the raw materials.

Kebo Iwa agreed and as an expression of his gratitude to the villagers, he built a dam, dug wells, and he also protected the villagers from animals and people who wanted to attack their village. He did those things by himself.

Meanwhile, the troops of Majapahit were planning to attack Bali. They knew about Kebo Iwa. And they also knew that they could not conquer Bali with Kebo Iwa there. Kebo Iwa was more powerful than they were.

Gajah Mada, the Maha Patih (Chief Minister) of Majapahit then planned something. They were pretending to invite Kebo Iwa to Majapahit to help them dig some wells. They said that Majapahit was suffering from a long dry season and needed much water. Kebo Iwa did not know the plan, so he went to Majapahit.

When Kebo Iwa was busy digging a very big well, the troops covered the well. Kebo Iwa had difficulty in breathing and buried alive. He died inside the well.

After the death of Kebo Iwa, Bali was conquered by Majapahit. Until now, people still remember Kebo Iwa because he had done a lot for Majapahit and Bali. The stone head of legendary Kebo Iwa can be found in Pura Gaduh temple in Blahbatuh.






Sumber : http://bluesky1210.blogspot.com/2011/10/kebo-iwa-folklore-from-bali.html